Pages

Ultraviolence – Lana Del Rey

Sekilas kupikir lagu ini tentang pasangan sado-maso. Entahlah, tapi sebaiknya tidak seperti itu. Lebih baik kubuat sebagai cinta buta yang meski disakiti berkali-kali, tetap saja jatuh cinta. Intinya sama saja kan?

[Verse 1]
He used to call me DN
That stood for Deadly Nightshade
Cause I was filled with poison
But blessed with beauty and rage
Jim told me that
He hit me and it felt like a kiss
Jim brought me back
Reminded me of when we were kids
Ia biasanya menyebutku dengan MK, atau malaikat kematian, yang keluar malam-malam. Karena menurutnya, aku ini penuh dengan racun, terutama kata-kataku. Untungnya, aku ini cantik jelita. Jadi, meski karakterku penuh dengan kesumat, ia tetap baik-baik saja. Oia, namanya Jim. Jim mengatakan padaku bahwa aku ini perempuan kuat. Bagaimana tidak, dia sudah menghianatiku berkali-kali, tapi aku bergeming tak peduli. Mau tahu pendapatku? Bagiku, penghianatan itu tak ada artinya, karena aku yakin cinta sucinya hanya untukku semata. Istilahnya, pukulannya selembut kecupan. Aku sudah mengenalnya lama, sejak kami kanak-kanak dan tumbuh bersama.

[Chorus]
With his Ultraviolence
Ultraviolence
Ultraviolence
Ultraviolence
I can hear sirens, sirens
He hit me and it felt like a kiss
I can hear violins, violins
Give me all of that Ultraviolence

Ia memang telah terbiasa mengasariku. Bahkan sangat kasar. Setiap kali bersamanya, kami selalu bertengkar. Harusnya bisa kudengar alarm berbahaya begitu kami memutuskan untuk bersama. Tapi alih-alih berbahaya, alarm itu justru terdengar merdu di telingaku, bahkan terkesan menjerumuskan. Aku terpesona, meski kata-katanya penuh bara.

[Verse 2]
He used to call me poison
Like I was poison ivy
I could have died right there
Cause he was right beside me
Jim raised me up
He hurt me but it felt like true love
Jim taught me that
Loving him was never enough
Baginya, sebenarnya aku ini sama saja. Lidahku tajam, beracun. Kalau bukan Malaikat kematian, ia biasa juga memanggilku poison ivy, cantik tapi menjerat dan mematikan. Entah sudah berapa hati yang hancur karena ulahku. Jadi kami seimbang dalam hal saling menyakiti. Inginnya kuakhiri saja segalanya di sini, tapi, demi melihat ia selalu kembali padaku, kuurungkan niatku. Ia memang sering menyakitiku, tapi dengan begitu aku jadi tahu maknanya cinta sejati. Bahwa tidak cukup hanya bersenang-senang saja ketika jatuh cinta. Ada banyak hal yang lebih mendebarkan setelahnya.

We could go back to New York
Loving you was really hard
We could go back to Woodstock
Where they don't know who we are
Heaven is on Earth
I would do anything for you, babe
Blessed is this union
Crying tears of gold like lemonade

Reputasi kita sudah terkenal buruk di mata lawan jenis kita ya? Oh, kita kembali ke New York saja yuk. Jatuh cinta padamu memang sungguh banyak pengorbanannya. Atau kita ke Woodstock saja? Tak ada yang kenal kita di sana. Bukankah itu surga? Kita bisa mengulang petualangan kita di sana. Kau tahu aku akan melakukan apapun untukmu. Terberkatilah Negara yang luas ini, yang memberiku dan kau banyak kesempatan untuk menyemarakkan cinta kita.

[Spoken]
I love you the first time
I love you the last time
Yo soy la princesa, comprende mis white lines
Cause I'm your jazz singer
And you're my cult leader
I love you forever
I love you forever
Tahukah kau kalau aku mencintaimu sejak pandangan pertama? Kau begitu indah, begitu cantik, terlepas dari sikapmu yang memuakkan. Aku suka menatapmu lama-lama, begitu pula dirimu padaku.  Kita seolah ditakdirkan memang untuk berpasangan. Dan kupikir, aku pasti akan mencintaimu selamanya.

[Chorus]
With his Ultraviolence
(Lay me down tonight)
Ultraviolence
(In my linen and curls)
Ultraviolence
(Lay me down tonight)
Ultraviolence
(Riviera Girls)
I can hear sirens, sirens
He hit me and it felt like a kiss
I can hear violins, violins
Give me all of that Ultraviolence
Ayolah, dengan segala kekasaranmu, ‘cintai’ aku malam ini. Gunakan segala cara yang kau punya untuk menyakitiku, akan aku terima. Aku suka caramu. Teriakanmu seperti suara biola yang merdu.

3 comments: